Ikhtisar:Harga minyak telah melonjak hampir 50% sejauh ini pada tahun 2021 pasalnya tingkat konsumsi pulih dan langkah OPEC+ membatasi produksi bahan bakar sebelumnya. Namun, investor khawatir jika OPEC+ akan menyetujui kesepakatan pasokan dan wabah varian delta COVID-19 di negara-negara akan berdampak pada pemulihan permintaan bahan bakar.
Harga minyak turun pada Kamis (08/07) pagi di Asia selama sesi ketiga berturut-turut. Investor terus mencermati perselisihan produksi yang tengah berlangsung antara Arab Saudi dan Uni Emirat Arab (UEA) yang mempengaruhi pasokan bahan bakar global.
Harga minyak Brent turun 0,39% ke $73,14 per barel pukul 10.01 WIB dan harga minyak WTI turun 0,53% di $71,82 per barel .
Data pasokan minyak mentah dari American Petroleum Institute (API) menunjukkan penurunan sebanyak 7,983 juta barel untuk pekan terakhir 2 Juli. Perkiraan yang disiapkan oleh Investing.com memperkirakan penurunan sebanyak 3,925 juta barel, sementara 8,153 juta penurunan tercatat selama minggu sebelumnya.
“Juri masih belum mengetahui apa yang akan menjadi kekacauan dalam Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak dan sekutu (OPEC+),” John Kilduff, mitra di Again Capital LLC, mengatakan kepada Bloomberg.
Harga minyak telah melonjak hampir 50% sejauh ini pada tahun 2021 pasalnya tingkat konsumsi pulih dan langkah OPEC+ membatasi produksi bahan bakar sebelumnya. Namun, investor khawatir jika OPEC+ akan menyetujui kesepakatan pasokan dan wabah varian delta COVID-19 di negara-negara akan berdampak pada pemulihan permintaan bahan bakar.
JPMorgan Chase & Co. mengatakan dalam catatan bahwa mereka mengharapkan OPEC+ pada akhirnya akan menyetujui kesepakatan dalam minggu-minggu berikutnya untuk meningkatkan produksi sebanyak 400.000 barel per hari setiap bulan selama sisa tahun 2021.
“Orang-orang sangat tidak yakin” tentang bagaimana kebuntuan OPEC+ akan berdampak pada produksi di masa depan, analis pasar senior Oanda Corp Edward Moya mengatakan kepada Bloomberg. “Agustus dipertanyakan dan permintaan menjamin lebih banyak produksi.”
Data pasokan minyak mentah AS dari Badan Informasi Energi AS akan dirilis di kemudian hari.
Oleh Doris Yu