Ikhtisar:Ekonom UOB Group Enrico Tanuwidjaja dan Haris Handy memberikan pandangan mereka terhadap angka PDB terbaru dalam perekonomian Indonesia.Kutipan Utam
Ekonom UOB Group Enrico Tanuwidjaja dan Haris Handy memberikan pandangan mereka terhadap angka PDB terbaru dalam perekonomian Indonesia.
Kutipan Utama
Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia turun -2,2% y/y di kuartal keempat 2020 vs kuartal ketiga 2020 -3,5%, karena negara tersebut berjuang melawan pandemi COVID-19. Hasilnya sedikit lebih baik dari perkiraan konsensus (Bloomberg di -2,3%) dan sejalan dengan skenario pesimis kami.
“Untuk tahun 2020, ekonomi Indonesia turun -2,1% dari tahun sebelumnya +5,0%; menandai kontraksi setahun penuh pertama sejak krisis keuangan Asia pada tahun 1998. Pertumbuhan belanja pemerintah akibat program stimulus dan kontribusi ekspor neto yang lebih kuat (dibantu oleh tren naik harga komoditas ekspor dan kontraksi impor) mencegah ekonomi jatuh lebih dalam.”
“Dari 5 sektor penyumbang PDB teratas Indonesia (yang mencapai 63,8% dari PDB), pertanian keluar sebagai sektor yang paling tangguh pada tahun 2020 (lainnya termasuk manufaktur; perdagangan grosir dan ritel; konstruksi; dan pertambangan). Sementara itu, informasi-dan-komunikasi, serta aktivitas kesehatan-dan-pekerjaan sosial manusia berkembang pesat selama pandemi.”
“Kami memegang pandangan lebih berhati-hati dengan harapan bahwa ekonomi Indonesia akan meningkat pada tahun 2021. Kita mungkin melihat pertumbuhan kuartal pertama 2020 lebih lemah dari perkiraan awal kami, karena beberapa pembatasan kegiatan publik (”Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat “ – PPKM) yang, sekali lagi, menghambat tingkat mobilitas. Meskipun demikian, dengan menjaga harapan pemulihan yang lebih berkelanjutan di kuartal kedua dan seterusnya, kami memperkirakan pemantulan +4,0% pada tahun 2021 (dari sebelumnya +4,3%); didukung oleh program vaksinasi yang sedang berlangsung yang pada akhirnya akan meningkatkan tingkat kepercayaan konsumen.”